
AMBON – Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, menerima secara resmi Dokumen Masterplan Pengembangan dan Penataan Kawasan Banda Neira dan Sekitarnya dari Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa. Penyerahan ini berlangsung di lantai VII Kantor Gubernur Maluku pada Senin, 16 Juni 2025, menandai langkah strategis dalam mendorong akselerasi pembangunan wilayah timur Indonesia.
Dalam sambutan yang disampaikan, Menteri Suharso menegaskan bahwa keberhasilan pembangunan nasional sangat bergantung pada kemajuan pembangunan di tingkat daerah. Ia menekankan bahwa penyusunan rencana induk ini merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat setempat.
Menurutnya, Banda Neira memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan baru di kawasan timur. Selain kekayaan sejarah dan budaya, wilayah ini menyimpan potensi luar biasa di sektor kelautan, perikanan, serta pariwisata berkelas dunia. Tak heran jika Banda ditetapkan sebagai salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang menjadi prioritas pembangunan nasional.
“Banda bukan hanya bagian dari sejarah masa lampau bangsa, tetapi juga harta hidup yang memiliki peluang besar menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi di kawasan timur,” ujar Menteri Suharso.
Masterplan yang dirancang Bappenas ini akan menjadi acuan pembangunan Banda dan sekitarnya hingga dua dekade ke depan, yakni dari 2025 hingga 2045. Dokumen tersebut mencakup strategi pengembangan berbagai sektor penting seperti infrastruktur, ketahanan pangan dan energi, lingkungan hidup, serta layanan dasar. Proses penyusunannya pun melibatkan para ahli dari berbagai disiplin, mulai dari arsitek, perencana kota, hingga konsultan internasional.
Lebih lanjut, Menteri Suharso mengungkapkan target pemerintah pusat untuk mendorong kontribusi kawasan timur terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 22,4 persen pada tahun 2029. Dalam kerangka ini, Banda Neira diposisikan sebagai salah satu motor penggerak utama.
Sementara itu, Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa menyampaikan apresiasi mendalam kepada Menteri PPN dan seluruh jajaran Bappenas atas kerja sama dan pendampingan dalam penyusunan masterplan ini.
“Dokumen ini mencerminkan komitmen kuat antara pemerintah pusat dan daerah dalam membangun kawasan kepulauan Banda secara terarah, terpadu, dan berkelanjutan,” ujar Gubernur Hendrik.
Ia menambahkan, Banda Neira bukan hanya gugusan pulau yang indah secara alamiah, melainkan juga kawasan yang memiliki nilai historis dan strategis, baik dari segi budaya maupun geopolitik.
Dengan kekayaan alam, keanekaragaman hayati, dan potensi ekonomi kelautan yang besar, Banda Neira dinilai layak dikembangkan sebagai destinasi unggulan sekaligus pusat pertumbuhan baru di timur Indonesia. Gubernur menekankan pentingnya membangun kawasan ini dengan tetap menjaga keberlanjutan dan berbasis pada kekuatan lokal.
“Dokumen ini akan menjadi pijakan utama dalam pembangunan yang memperhatikan kelestarian lingkungan, memperkuat konektivitas antarwilayah, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh,” lanjutnya.
Pemerintah Provinsi Maluku, menurut Gubernur, berkomitmen untuk memastikan implementasi masterplan ini berjalan optimal melalui kerja sama lintas sektor dan pendekatan pentahelix yang melibatkan unsur pemerintah, swasta, akademisi, masyarakat, dan media.
“Kami melihat dokumen ini tidak sekadar sebagai panduan teknis, tetapi juga simbol kebangkitan kawasan kepulauan menuju visi Indonesia Emas 2045,” tutup Gubernur Hendrik.
Penyerahan dokumen tersebut turut disaksikan oleh sejumlah tokoh penting, termasuk anggota DPR RI Dapil Maluku Novita Anakotta, Wakil Gubernur Abdullah Vanath, unsur Forkopimda, Sekretaris Daerah Maluku Sadali Ie, serta para kepala daerah dari Kota Ambon, Kota Tual, Kabupaten SBB, SBT, Maluku Tenggara, Kepulauan Tanimbar, Seram Bagian Barat, Wabup Malteng dan lainnya.
Sumber : https://setda.malukuprov.go.id/